Sumber energi pada jaman dahulu yang
paling umum digunakan adalah kayu bakar dan otot hewan. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan akan sumber energi
sumber-sumber energi lain mulai ditemukan dan dikembangkan.
Pada saat revolusi Prancis tahun 1789
otot hewan menjadi sumber energi yang paling penting. Sekitar 14 juta kuda dan
24 juta ternak menghasilkan keluaran sekitar 7.5 miliar watt. Itu setara dengan
100 ribu mobil berukuran sedang. Sumber energi kedua adalah kayu bakar. Pada
saat itu kayu bakar sangat penting, bahkan juga mempengaruhi wajah politik di
Eropa. Pada jaman ini kayu digunakan untuk membuat pedang dan peralatan perang.
Setelah itu penggunaan kincir air dan
angin mulai populer. Di Belanda tenaga angin dimanfaatkan secara luas untuk
mengolah hasil pertanian dan menyalurkan air. Sedangkan bahan bakar fosil masih
belum banyak digunakan.
Eksploitasi batubara semakin
berkembang seiring dengan berkurangnya kayu bakar. Pada tahun 1800 60% batubara
digunakan untuk pemanas rumah, namun 40 tahun kemudian batubara lebih banyak
digunakan untuk mengolah besi dan pabrik lainnya daripada untuk kebutuhan
rumah.
Industri minyak bumi dimulai pada
tahun 1859, pengeboran pertama dilakukan sedalam 20 m di dekat Titusville di
Pennsylvania. Kemudian pada tahun 1862 didirikan Exxon Corporation yang kini
menjadi salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia.
Sebelum memasuki abad 20 bahan bakar
fosil masih belum mendominasi pasar energi. Baru pada abad 20 terjadi
peningkatan produksi minyak bumi secara signifikan. Produksi minyak meningkat
dari 100 ribu ton pada tahun 1860 menjadi 200 juta ton pada tahun 1920.
Produksi minyak sejak tahun 1860
Sumber: Quaschning (2010)
Semakin banyaknya penggunaan minyak
bumi menyebabkan harga minyak bumi semakin meningkat. Meningkatnya harga minyak
bumi menimbulkan dampak ekonomi dan krisis. Bahkan pernah terjadi beberapa kali
peningkatan harga minyak bumi secara dramatis yang menimbulkan masalah ekonomi
serius.
Gas alam adalah salah satu bahan
bakar fosil yang paling baru. Gas alam dianggap sebagai bahan bakar fosil yang
paling ramah lingkungan. Pembakaran gas alam menghasilkan lebih sedikit zat
bahaya dan perusak iklim karbon dioksida daripada minyak bumi dan batubara.
Gas alam terdiri dari berbagai macam
gas dengan komposisi utama metana. Gas alam juga banyak mengandung sulfur
dioksida yang berbau seperti telur busuk. Sebelum digunakan gas alam harus
dimurnikan terlebih dahulu melalui proses physiochemical.
Gas alam belum dianggap sebagai
sumber energi yang penting sebelum tahun 1960, setelah itu gas alam dipromosikan
dalam jumlah pasar yang sangat besar. Alasan terlambatnya gas alam mulai
dipasarkan adalah gas alam membutuhkan pengolahan yang lebih rumit daripada
minyak dan batubara.
Indonesia sendiri mempunyai cadangan
gas alam yang cukup besar. Salah satu daerah penghasil gas yang cukup besar
adalah di wilayah Bontang, Kalimantan timur. Sayangnya sebagian besar gas alam
untuk kebutuhan ekspor sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri masih sangat
kecil.
Pemanfaatan energi nuklir dimulai
dengan ditemukannya reaksi fusi oleh Otto Hahn dan Fritz Strassmann pada
Desember 1938. Mereka menemukan bahwa uranium dapat dipisahkan menjadi kripton
dan barium dengan menembakinya dengan neutron. Karena pecahnya perang dunia
kedua penelitian diutamakan untuk pembuatan senjata nuklir melalui Proyek
Manhattan. Sedangkan penggunaan nuklir untuk keperluan damai datang belakangan.
Penggunaan nuklir untuk pembangkit
listrik dimulai tahun 1946 melalui Atomic Energy Commision (AEC), yang bertugas
untuk melakukan eksperimen pengembangan reaktor nuklir untuk pembangkit
listrik. Pada tahun 1951 tercipta reaktor pertama yang menghasilkan energi
listrik. Kemudian pada tahun 1957 PLTN untuk kebutuhan komersial pertama mulai
beroprasi di Shippingport, Pennsylvania. Industri nuklir kemudian mulai
berkembang pesat pada tahun 1960an dan terus berkembang hingga sekarang.
Euforia energi nuklir runtuh karena
kejadian kerusakan reaktor pada 28 maret 1979 di Harrisburg, Pensylvania.
Bahkan kejadian yang paling buruk dalam sejarah PLTN terjadi pada 26 April 1986
di Chernobyl. Kejadian di Chernobyl diakibatkan oleh reaksi nuklirnya tak dapat
dikontrol. Dan yang terakhir terjadi di Fukushima yang diakibatkan oleh gempa
dan tsunami.
Masalah
penggunaan sumber energi adalah emisi karbon yang menyebabkan perubahan
iklim. Setelah adanya protokol Kyoto negara-negara maju diharuskan mengurangi
produksi karbon. Sejak saat itu pula penggunaan sumber energi terbarukan mulai
digiatkan. Kini sumber energi terbarukan menjadi solusi penggunaan energi
berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar