Jumat, 24 Mei 2013

Melarikan diri dari perkuliahan saat ulang tahun kampus


Dies natalis UNY, 21 Mei 2013. Seperti mahasiswa yang merayakan Hari Pendidikan dengan meninggalkan kulahnya untuk menggelar aksi damai di jalanan. Semangat menggelora untuk membolos selama sehari tepat waktu perayaan ulang tahun UNY.
Sudah menjadi kebiasaan setiap dies Natalia pasti banyak dosen yang tidak berangkat. Hari itu juga bertepatan dengan kegiatan bakti sosial di daerah Gunung Kelir, Girimulyo. Terjebak antara komitmen untuk tidak membolos kuliah dan melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Dilema antara berangkat dengan taruhan mengotori atmosfer dengan 15 Kg karbondioksida dengan kemungkinan besar kosong atau naik ke gunung dengan 10 kg karbondioksida dengan manfaat yang sudah pasti. Dan kupilih untuk melanggar komitmen yang bakal mengecewakan.
Kenyataan pun berpihak pada keputusan yang tepat dosen kosong. Sedikit lebih tenang dan tinggal melanjutkan misi.
Acara kacau sudah terlihat dari parkiran pertanyaan pertama di lokasi terdengar aneh “mas sakjane ki Pro***d ki urun opo to mas?” kalau di bahasa Indonesia “kak, sebenarnya Pro***d itu berperan apa kak?”
Ah ternyata segitu keterlalianya sampai ada yang marah-marah sama panitianya. Lanjut ngikuti kegiatan eh ada yang terlihat manis hehe.
sebelum acara mulai sempat mampir ke Tamanan dan berkesempatan naik sampai ke tower internet dibantu mas-mas yang akan memasang tower baru disanan

Rencana awal sih ngikut sampai kegiatan outbond sayang karena kejadian tadi pulang lebih cepat. Padahal pingin banget rappelling dari gardu pandang Goa Kiskendo.
Waktu berangkat sempat liat air terjun di pinggir jalan, waktu pulang mampir dulu.

Lumayan keren untuk sebuah curug yang terletak tepat dipinggir jalan. Sebenarnya sudah sering lewat tetapi baru kali ini airnya banyak.

cukup tinggi dan deras 

curug ini cukup tinggi sayang kepotong jalan, kalau tidak kepotong jalan mungkin panjang curuk ini lebih dari 50 meter.

Rabu, 01 Mei 2013

Curug langka Curug berwarna

Sekititar bulan Desember tahun lalu, Greenpeace Indonesia memposting gambar yang cukup indah dan menakjubkan. tapi seperti albumnya 30 Seconds to Mars "A Beautiful Lie" keindahanya menipu.

"Pagi ini Greenpeace mengunjungi sebuah obyek wisata yang sengaja "disembunyikan" di tengah persawahan warga di anak sungai Cihaur yang bermuara di Sungai Citarum, Cipeundeuy, Padalarang, Jawa Barat, yaitu sebuah air terjun warna-warni yang tercipta berkat hasil pembuangan limbah kimia berbahaya oleh beragam industri di sekitar area tersebut. Namun untuk mengunjungi air terjun ini, atau setidaknya jika ingin mendekatinya, kita harus menggunakan pakaian pelindung bahan kimia berbahaya, dan masker, serta kacamata pelindung, agar tidak terkontaminasi oleh bahan kimia berbahaya seperti Mangan (Mn) Chromium Heksavalen (Cr6+) Alkylphenol , Cadmiun (Cd), Merkuri (Hg) Tembaga (Cu) yang beberapa di antaranya bersifat karsinogenik, atau senyawa yang bisa menimbulkan kanker pada manusia, selain gangguan pada ginjal. Dan yang tak kalah hebatnya adalah aliran air terjun warna warni bersuhu tinggi ini terus mengalir membawa limbah beracunnya ke Sungai Citarum, sungai yang memasok 80% sumber air baku untuk warga Jakarta, dan sungai yang menjadi sumber irigasi ribuan hektar lahan pertanian di sepanjang alirannya. Terimakasih kepada ketidaktegasan pemerintah daerah dalam menindak pelaku pencemaran dan pelaku industri yang senantiasa menempatkan keuntungan diatas kepentingan masyarakat banyak atas terwujudnya obyek wisata ini. Mari kita promosikan bersama-sama obyek wisata yang tiada duanya di dunia ini. Karena semua ada di Jawa Barat."

Setelah berbulan-bulan mencari curug di sekitar Yogyakarta yang masih alami dan jarang dikuncungi sangat sedih melihat kerusakan lingkungan yang dibiarkan oleh pemerintah. Coba deh dipiki jika bidadari mandi di situ. Bidadari bisa berubah jadi makhluk buruk rupa jika mandi di curug itu.

Warna yang ditimbulkan dari limbah itu sangat berbahaya dan beracun, jadi tertarik mencari obyek wisata yang disembunyikan oleh pemerintah karena merusak lingkungan.

Apakah di Yogyakarta juga ada tempat yang seperti ini? mari mencari :(

iklan

loading...

Memasak Beras Menjadi Nasi atau Lontong di Alam Bebas

foto: nationalgeographic.co.id Sumber energi selalu kita butuhkan, apalagi saat kita berpetualang di alam bebas. Kebanyakan dari kita se...

Popular Posts