Minggu, 22 Desember 2013

Curug Sekar Langit

ekspedisi mencari bidadari part Jaka Tarub mencari bidadari with Rahman (Samin), Imas, Hendi, Topik, Apri, Wening (Pak Dhe) dan Hendri
Musim hujan lagi mantap-matapnya, beberapa hari sebelumnya beberapa daerah antara Kebumen-Yogyakarta lumpuh akibat banjir. Walau cuaca hujan yang kemungkinan akan menghadang rencana semula tapi tetap nekad memberanikan diri. Kebetulan juga sudah lama tidak keliling mencari lokasi bidadari mandi.
Singkat cerita ada sebuah legenda yang sangat populer di masyarakat jawa, yaitu legenda Jaka Tarub. Menurut legenda Jaka Tarup mengintip bidadari dari kayangan yang sedang mandi kemudian mencuri selendang dari salah satu bidadari hingga ia tidak dapat kembali ke kayangan. Selanjutnya Jaka Tarub menikahi bidadari tersebut. Siapa coba yang gak mau nikah sama bidadari.
Berdasarkan legenda itu kami berusaha melanjutkan misi mencari bidadari. Konon lokasi curug dalam legenda itu adalah Curug Sekar Langit di daerah Grabag, Magelang.
Bermodalkan GPS hp kami mencari lokasi tersebut. Robongan di bagi dua, dari Yogyakarta dan dari Kulon Progo. Walau udah disms otw dari Yogyakarta aku tetap milih nongkrong dulu di alun-alun wates ups hha. Ada sedikit kejadian yang biasa yaitu "enten-entenan" maklum tadi nongkrong dulu. Lokasi pertemuan di Muntilan baru lanjutkan perjalanan ke wilayah Grabag. Kebetulan dari ke-empat motor gak ada satupun yang familiar dengan jalanan magelang jadi sempat tanya sana-sini bahkan Hendi dan Apri sempat kesasar di sekitar jalan Ahmad Yani.
Lanjut ke perjalanan lewat jalan Pakis-Ngablak dengan jalan sedikit menanjak. perlahan-lahan sampai di perkebunan dengan pemandangan yang lumayan bagus namun sayang hujan mulai turun. perjalanan lanjut sampai kami benar-benar kedinginan dan dan menemukan sebuah Masjid untuk berteduh.
Setelah Shalat duhur perjalanan dilanjutkan ditemani hujan yang tak kunjung reda. Sesampainya di daerah Ngablak kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. sayang gak sempat ambil foto karena kondisi masih hujan dan masih ribet pakai mantol. Sempat terbesit kepengen punya rumah di sekitar lokasi itu, dareah perkebunan di Ngablak berada di sebuah lembah dengan beberapa bukit yang menghiasi, persis seperti gambar-gambar pemandangan yang kita buat saat masih kecil.
Setelah melewati beberapa tikungan-tikungan yang asik terutama bagi yang hobi cornering sampailah di sebuah warung Mie Ayam Ceker yang sering di jadikan acuan oleh warga sebagai penunjuk lokasi. sampailah pada lokasi curug,
Masih berharap menemukan bidadari...
Oke lanjut ke lokasi perjalanan dengan jalanan setapak yang lumayan bagus dan tidak menantang.
Dilokasi curug agak kecewa karena banyaknya baner iklan dari salah satu produk makanan yang sangat mengurangi kealamian lingkungan di sekitar curug.
tak terlalu besar tak terlalu tinggi namun airnya jernih sekali

Sampai dicurug disuguhi orang pacaran yang kelewat mesum seingga mengganggu. kami pun cuek dan foto-foto sesuka kami. Setelah puas lanjut makan di mie ayam ceker yang cekernya habis :| (matur nuwun Imas wis di bayari :))
Perjalanan pulang kami menempuh rute yang berbeda. Jalanannya lebih santai yaitu elwat jalur secang. jalur pulang ini sama sangat santai namun dengan pemandangan yang biasa-biasa saja.
Yang paling memukau dari perjalanan ini bukanlah air terjun tetapi rute yang dilewati di sekitar Nablak. Jadi kalau mau ke curug ini ada dua opsi yaitu lewat Nablak dengan jalanan yang lebih jauh dan agak ekstream dengan pemandangan yang amazing atau lewat Secang dengan jalan yang enak namun pemandangan yang biasa-biasa aja.

curug yang lain klik disini

iklan

loading...

Memasak Beras Menjadi Nasi atau Lontong di Alam Bebas

foto: nationalgeographic.co.id Sumber energi selalu kita butuhkan, apalagi saat kita berpetualang di alam bebas. Kebanyakan dari kita se...

Popular Posts