Minggu, 22 Desember 2013

Curug Sekar Langit

ekspedisi mencari bidadari part Jaka Tarub mencari bidadari with Rahman (Samin), Imas, Hendi, Topik, Apri, Wening (Pak Dhe) dan Hendri
Musim hujan lagi mantap-matapnya, beberapa hari sebelumnya beberapa daerah antara Kebumen-Yogyakarta lumpuh akibat banjir. Walau cuaca hujan yang kemungkinan akan menghadang rencana semula tapi tetap nekad memberanikan diri. Kebetulan juga sudah lama tidak keliling mencari lokasi bidadari mandi.
Singkat cerita ada sebuah legenda yang sangat populer di masyarakat jawa, yaitu legenda Jaka Tarub. Menurut legenda Jaka Tarup mengintip bidadari dari kayangan yang sedang mandi kemudian mencuri selendang dari salah satu bidadari hingga ia tidak dapat kembali ke kayangan. Selanjutnya Jaka Tarub menikahi bidadari tersebut. Siapa coba yang gak mau nikah sama bidadari.
Berdasarkan legenda itu kami berusaha melanjutkan misi mencari bidadari. Konon lokasi curug dalam legenda itu adalah Curug Sekar Langit di daerah Grabag, Magelang.
Bermodalkan GPS hp kami mencari lokasi tersebut. Robongan di bagi dua, dari Yogyakarta dan dari Kulon Progo. Walau udah disms otw dari Yogyakarta aku tetap milih nongkrong dulu di alun-alun wates ups hha. Ada sedikit kejadian yang biasa yaitu "enten-entenan" maklum tadi nongkrong dulu. Lokasi pertemuan di Muntilan baru lanjutkan perjalanan ke wilayah Grabag. Kebetulan dari ke-empat motor gak ada satupun yang familiar dengan jalanan magelang jadi sempat tanya sana-sini bahkan Hendi dan Apri sempat kesasar di sekitar jalan Ahmad Yani.
Lanjut ke perjalanan lewat jalan Pakis-Ngablak dengan jalan sedikit menanjak. perlahan-lahan sampai di perkebunan dengan pemandangan yang lumayan bagus namun sayang hujan mulai turun. perjalanan lanjut sampai kami benar-benar kedinginan dan dan menemukan sebuah Masjid untuk berteduh.
Setelah Shalat duhur perjalanan dilanjutkan ditemani hujan yang tak kunjung reda. Sesampainya di daerah Ngablak kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. sayang gak sempat ambil foto karena kondisi masih hujan dan masih ribet pakai mantol. Sempat terbesit kepengen punya rumah di sekitar lokasi itu, dareah perkebunan di Ngablak berada di sebuah lembah dengan beberapa bukit yang menghiasi, persis seperti gambar-gambar pemandangan yang kita buat saat masih kecil.
Setelah melewati beberapa tikungan-tikungan yang asik terutama bagi yang hobi cornering sampailah di sebuah warung Mie Ayam Ceker yang sering di jadikan acuan oleh warga sebagai penunjuk lokasi. sampailah pada lokasi curug,
Masih berharap menemukan bidadari...
Oke lanjut ke lokasi perjalanan dengan jalanan setapak yang lumayan bagus dan tidak menantang.
Dilokasi curug agak kecewa karena banyaknya baner iklan dari salah satu produk makanan yang sangat mengurangi kealamian lingkungan di sekitar curug.
tak terlalu besar tak terlalu tinggi namun airnya jernih sekali

Sampai dicurug disuguhi orang pacaran yang kelewat mesum seingga mengganggu. kami pun cuek dan foto-foto sesuka kami. Setelah puas lanjut makan di mie ayam ceker yang cekernya habis :| (matur nuwun Imas wis di bayari :))
Perjalanan pulang kami menempuh rute yang berbeda. Jalanannya lebih santai yaitu elwat jalur secang. jalur pulang ini sama sangat santai namun dengan pemandangan yang biasa-biasa saja.
Yang paling memukau dari perjalanan ini bukanlah air terjun tetapi rute yang dilewati di sekitar Nablak. Jadi kalau mau ke curug ini ada dua opsi yaitu lewat Nablak dengan jalanan yang lebih jauh dan agak ekstream dengan pemandangan yang amazing atau lewat Secang dengan jalan yang enak namun pemandangan yang biasa-biasa aja.

curug yang lain klik disini

Rabu, 13 November 2013

telat sih tapi isih iso dioyak

ra kroso kuliah wis meh 3 stengah tahun. kelakuan selama kuliah mungkin iso dadi crito sik biasa opo dadi crita sik menakjubkan koe sik menentukan

Minggu, 11 Agustus 2013

Idul Fitri VS 17an

Tahun 2013 ini kebetulan Idul Fitri dan 17an sama-sama di bulan Agustus. Bulan Ramadhan tahun ini juga lebih sibuk daripada tahun kemarin. Kegiatan seputar KKN, PHBI dan kegiatan di lingkungan rumah jelas sangat sulit dibagi rata, kekecewaan dilingkungan rumah selama beberapa tahun terakhir seakan memuncak hingga kuputuskan untuk sama-sekali aktif di lingkungan rumah.
Ada perasaan aneh ketika ditempat KKN berusaha menghidupkan kegiatan lingkungan disana tetapi lingkungan rumah kurang keurus. Banyak isu-isu dilingkungan rumah yang masih terdengar diantara kesibukan untuk berusaha menjadi calon guru dan calon warga masyarakat. Isu pertama yang cukup mencengangkan adalah kegiatan Remaja Masjid yang tidak ada kabarnya, waktu rapat dengan takmir masjid tidak ada yang datang, setelah menyelidiki ternyata undangan tidak sampai.
Keingintahuan tentang permasalahnan itu mendorong untuk sedikit mengobrol dengan Pak Anhar, beliau hanya bilang "dihentikan aja dulu mungkin kalau nanti ada yang kangen tahun depan pasti juga hidup lagi". Karena kesibukan KKN yang tidak mungkin ditinggal jadi gak berani untuk bertanggung jawab. Minggu pertama bulan Ramadhan Ria yang kangen kegiatan Ramadhan mulai gerah akhirnya berusaha mengundang ramaja-ramaja Dusun Durungan sungguh kecewa karena yang datang hanya beberapa Mbak Mili, Mbak Sari, Ria, Dodo dan Amri, kemana mereka? Amri yang jauh-jauh KKN di Galur aja mau untuk menyempatkan. Daripada hanya sedikit yang ikut asal ngajak anak-anak yang lagi nongkrong sehabis tarawih. Akhirnya diputuskan untuk diadakan Buka Bersama seminggu sekali setiap Hari Minggu dan ikut takbir keliling PHBI PCM Wates Kota. Hari minggu juga bertepatan dengan Rapat Edaran & Pintu Panpel PHBI dan pengajian Mutiara Senja di Dusun Gunung Gondang (tempat KKN) jadi gak bisa ikut secara keseluruhan. Salut dengan mereka, kegiatan mereka mampu berjalan dengan lancar.
Karena sudah diputuskan untuk mengikuti takbir keliling mereka pun mendaftar dengan menitip teman yang ikut jadi panitia sayang ada sedikit kesalahan karena salah persepsi karena nama TPA bukan Rismas. Itu juga jadi isu yang cukup menarik selama Idul Fitri padahal kalau dipikir selama lebih dari 10 tahun TPA berdiri gak ada satupun yang mempermasalahkan.
Alhamdulillah karena semangat dan kekompakan mereka Rismas Al Hidayah mendapat Juara 1 katagori umum dan Komandan Terbaik katagori umum. Semoga kemenangan itu dapat memacu mereka untuk bisa berkumpul dan dapat menjalankan aktifitas rismas sehingga dapat berjalan lebih baik. Kebetulan juga menjadi Panitia lomba jadi gak bisa ikut.
Dari kegitan itu ada beberpa nama yang cukup potensial untuk menjalankan kegiatan rismas di masa mendatang kebanyakan masih anak kelas 3 smp atau 1 sma jadi masih agak pemalu namun mempunyai potensial, semoga mereka tidak terkena faham-faham yang merugikan.
Selama malam takbiran juga merasa aneh malam yang seharunya khusuk mengumandangkan takbir malah banyak anak muda yang foya-foya di Alun-alun Wates, sempat pula memarahi beberapa anak muda yang tidak tertib.
Langsung meloncat ke kegitan 17an. 17an selalu identik dengan lomba-lomba bukan identik dengan mengisi kemerdekaan, kritik ini sebenarnya sudah terbesit di saat smp namun belum mampu merubah. Anehnya tanpa kabar dan tanpa angin ternyata kegiatan sudah tersusun ruwet dengan alasan "asalkan jalan dulu". Yang paling mencengangkan adalah adanya lomba remi (pendaftaran peserta perlu bayar) dan organ tunggal. Di hati sudah ada perasaaan gak setuju tapi gak mampu berbuat apa-apa. Karena kata Mas Antok "kalau kita tidak bisa menolak dengan perbuatan tolaklah dengan kata-kata, kalau pakai kata-kata tidak mampu cukup di dalam hati karena itu adalah selemah-lemahnya Iman. Masih tidak habis pikir kenapa remi? kenapa pakai uang bukanya kalau sistemnya seperti itu gak ada bedanya sama judi, mengisi kemerdekaan dengan judi. Daripada tidak kuat menahan di dalam hati akhirnya kuputuskan untuk tidak ikut jalan sehatyang juga diisi dengan organ tunggal dengan penyanyi yang terlalu seksi padahal disana banyak pula anak-anak yang menonton. Katanya malam tanggal 17 (malam tirakatan) juga diisi acara musik.
Dari kedua event terbesar di Indonesia itu mencul kesimpulan kalau mereka suka foya-foya dan tidak berpikir panjang.

Jumat, 24 Mei 2013

Melarikan diri dari perkuliahan saat ulang tahun kampus


Dies natalis UNY, 21 Mei 2013. Seperti mahasiswa yang merayakan Hari Pendidikan dengan meninggalkan kulahnya untuk menggelar aksi damai di jalanan. Semangat menggelora untuk membolos selama sehari tepat waktu perayaan ulang tahun UNY.
Sudah menjadi kebiasaan setiap dies Natalia pasti banyak dosen yang tidak berangkat. Hari itu juga bertepatan dengan kegiatan bakti sosial di daerah Gunung Kelir, Girimulyo. Terjebak antara komitmen untuk tidak membolos kuliah dan melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Dilema antara berangkat dengan taruhan mengotori atmosfer dengan 15 Kg karbondioksida dengan kemungkinan besar kosong atau naik ke gunung dengan 10 kg karbondioksida dengan manfaat yang sudah pasti. Dan kupilih untuk melanggar komitmen yang bakal mengecewakan.
Kenyataan pun berpihak pada keputusan yang tepat dosen kosong. Sedikit lebih tenang dan tinggal melanjutkan misi.
Acara kacau sudah terlihat dari parkiran pertanyaan pertama di lokasi terdengar aneh “mas sakjane ki Pro***d ki urun opo to mas?” kalau di bahasa Indonesia “kak, sebenarnya Pro***d itu berperan apa kak?”
Ah ternyata segitu keterlalianya sampai ada yang marah-marah sama panitianya. Lanjut ngikuti kegiatan eh ada yang terlihat manis hehe.
sebelum acara mulai sempat mampir ke Tamanan dan berkesempatan naik sampai ke tower internet dibantu mas-mas yang akan memasang tower baru disanan

Rencana awal sih ngikut sampai kegiatan outbond sayang karena kejadian tadi pulang lebih cepat. Padahal pingin banget rappelling dari gardu pandang Goa Kiskendo.
Waktu berangkat sempat liat air terjun di pinggir jalan, waktu pulang mampir dulu.

Lumayan keren untuk sebuah curug yang terletak tepat dipinggir jalan. Sebenarnya sudah sering lewat tetapi baru kali ini airnya banyak.

cukup tinggi dan deras 

curug ini cukup tinggi sayang kepotong jalan, kalau tidak kepotong jalan mungkin panjang curuk ini lebih dari 50 meter.

Rabu, 01 Mei 2013

Curug langka Curug berwarna

Sekititar bulan Desember tahun lalu, Greenpeace Indonesia memposting gambar yang cukup indah dan menakjubkan. tapi seperti albumnya 30 Seconds to Mars "A Beautiful Lie" keindahanya menipu.

"Pagi ini Greenpeace mengunjungi sebuah obyek wisata yang sengaja "disembunyikan" di tengah persawahan warga di anak sungai Cihaur yang bermuara di Sungai Citarum, Cipeundeuy, Padalarang, Jawa Barat, yaitu sebuah air terjun warna-warni yang tercipta berkat hasil pembuangan limbah kimia berbahaya oleh beragam industri di sekitar area tersebut. Namun untuk mengunjungi air terjun ini, atau setidaknya jika ingin mendekatinya, kita harus menggunakan pakaian pelindung bahan kimia berbahaya, dan masker, serta kacamata pelindung, agar tidak terkontaminasi oleh bahan kimia berbahaya seperti Mangan (Mn) Chromium Heksavalen (Cr6+) Alkylphenol , Cadmiun (Cd), Merkuri (Hg) Tembaga (Cu) yang beberapa di antaranya bersifat karsinogenik, atau senyawa yang bisa menimbulkan kanker pada manusia, selain gangguan pada ginjal. Dan yang tak kalah hebatnya adalah aliran air terjun warna warni bersuhu tinggi ini terus mengalir membawa limbah beracunnya ke Sungai Citarum, sungai yang memasok 80% sumber air baku untuk warga Jakarta, dan sungai yang menjadi sumber irigasi ribuan hektar lahan pertanian di sepanjang alirannya. Terimakasih kepada ketidaktegasan pemerintah daerah dalam menindak pelaku pencemaran dan pelaku industri yang senantiasa menempatkan keuntungan diatas kepentingan masyarakat banyak atas terwujudnya obyek wisata ini. Mari kita promosikan bersama-sama obyek wisata yang tiada duanya di dunia ini. Karena semua ada di Jawa Barat."

Setelah berbulan-bulan mencari curug di sekitar Yogyakarta yang masih alami dan jarang dikuncungi sangat sedih melihat kerusakan lingkungan yang dibiarkan oleh pemerintah. Coba deh dipiki jika bidadari mandi di situ. Bidadari bisa berubah jadi makhluk buruk rupa jika mandi di curug itu.

Warna yang ditimbulkan dari limbah itu sangat berbahaya dan beracun, jadi tertarik mencari obyek wisata yang disembunyikan oleh pemerintah karena merusak lingkungan.

Apakah di Yogyakarta juga ada tempat yang seperti ini? mari mencari :(

Senin, 01 April 2013

Melanjutkan Misi Mencari Bidadai Mandi: Curug Nglarangan

"If you never did, you should. These things are fun and fun is good." ~ Dr. Seuss

Sabtu, 30 Maret 2013. Rehat KKN, kurang kegiatan sungguh membosankan. Tujuan utama sabtu itu adalah mengajak seorang bidadari bermain sayang bidadari itu sedang sibuk dan tak mau diganggu. Rencana untuk kembali menginap ditempat tinggi pun gagal telaksana. Semua orang sibuk dan sepertinya cuma aku seorang yang kurang kerjaan.
Backup plan adalah pergi ke curug di daerah Gunung Kidul, yang mau berangkat 4 orang. Pas T minus 1 hour ternyata yang dua gak bisa ikut. Hampir frustasi gara-gara gagal *masih berharap bidadari itu berubah pikiran.
Makan dan mau tidur lagi eh ada 1 sms 1 miscall *masih berharap* ternyata sms dari Samin yang bilang kalau jadinya ke klaten bareng Betson. Prepare terus membalap dari Wates ke kosan Betson. Sampai di tempat Beston ternyata Samin dan Betson lagi pergi, nunggu kaya orang hilang di kosan orang berharap gak disangka maling.
Lanjut perjalanan ke perbatasan Klaten-Gunung kidul ke sebuah curug yang gak terkenal bernama Curug Nglarangan sekitar 50 km dari Jogja. Lewat jalan Solo sampai ke Klaten kemudian ikut ke jalur bus dan truk setelah perlintasan KA ada pertigaan yang ada gudang tuanya ambil ke kanan. Desa keramik Pagerjurang terus sampai pertigaan yang ada plakat SMP Gedangsari Gunung Kidul 2 km. Masuk ke jalan itu sampai ke parbatasan. Pas di perbatasan ambil ke kanan. Lokasi curug ini dekat dengan SMP dan SMK Gedangsari.

Sempet beberapa kali sesasar dan bingun mencari jalan karena memang ada dua curug.
Di sini ada dua curug yang satu memang curug yang sudah terkenal. Tapi bidadari gak pernah mandi di tempat ramai. Jadi kita ke Curug Nglarangan yang memang sepi banget.
Nitipin motor di rumah warga dilanjut menyusuri jalan kampung, terus sawah terus menyusuri sungai. Sungai ini semacam retakan batuan sehingga banyak banget batuan-batuan gede.
banyak bebatuan yang membuat perjalanan jadi lebih menantang
Curug ini mempunyai beberapa tingkatan yang dibawah ini tingkatan yang paling atas dan paling susah untuk sampai ke lokasinya


Lanjut mampir ke rumah Betson silaturahmi sama numpang sholat. Dari rumah betson langsung lanjut kembali ke rumah tercinta.
Saat ngisi bensin di SPBU Ambarketawang ketemu Jeni dan Ivah. Terus pulang bareng sampai Wates sampai di Sentolo ditraktir sama pasangan baik hati ini. Anehnya saat ngobrol nunggu makanannya jadi malah sempet ngomongin bidadari yang gak mau diajak main tadi.

curug yang lain klik disini

Senin, 25 Maret 2013

Sumber Energi di Kali

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) semua orang juga tau kalau itu pembangkit listrik yang dibangkitkan pake tenaga air. Kok bisa sih tenaga air jadi listrik? gini ceritanya.
Setiap benda yang bergerak punya energi termasuk orang yang ngebut di jalan raya. Air yang bergerak juga punya energi gerak, nah energi gerak inilah yang diubah pake generator biar jadi energi listrik.
Orang banyak yang mengenal PLTA salah satu yang baru-baru ini populer adalah mikrohidro. Sesuai namanya mikro itu artinya sangat kecil, hidro itu artinya air. Jadi mikrohidro itu pembangkit listrik tenaga air dengan skala sangay kecil. Mungkin cuma cukup untuk beberapa rumah.
Berhubung ada kuliah tentang konversi energi, atau perubahan energi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Akhirnya diberi tugas maen ke kali. Kali ini mengukur debit air pake cara yang sederhana sekali.
cukup Stopwatch, meteran, dan botol bekas. Prinsipnya cuma menghitung kecepatan aliran air. Untuk menghitung ddebitnya tingga luas penampang sunga meter kuadrat dikalikan kecepatan aliran air meter per sekon.

Caranya mudah cukup lempar botol bekas ke kali kemudian catat kecepatanya. Kecepatanya diukur pakai jarak yang ditempuh bagi waktu tempuhnya (pelajaran SD ojo lali). Agar pengukuran lebih teliti dicoba beberapa kali, catat dan di rata-rata
Lakukan di beberapa titik, isal kedua sisi pinggir dan tengah biar lebih presisi.
kalau sudah selesai mengukur kecapatan air kini tinggal kalikan dengan luas penampang kali, ketemu dah debit airnya. sekarang tinggal konvensi aja berapa energi yang dimiliki oleh air yang bisanya juga harus ngitung ketinggian lokasinya juga.
kalau sudah selesai nyantai-nyantai dulu di pinggir jali.
Btw lokasi pengukuran ini disamping Taman binangun, yang ternyata pinggir kalinya cukup sejuk dan nyaman.

Sabtu, 16 Maret 2013

Menembus Menoreh Mencari Tempat Bidadari Mandi

Selasa, 12 Maret 2013. Blayangan with Dindit, Bebek, Pete, Bang Benjo, Mbak Dana, Guruh ke sisi sebelah barat Menoreh.
Berdasarkan Petuah embah-embah kalau lewat Gunung ijo ke curug Siklotok cuma 5 km, kemarin selasa kembali mbolang mencari pemandian para bidadari. Berharap bisa mandi bareng.

Ke sebelah barat waduk sermo menembus perbukitan dengan jalan yang kurang ajar.
Cuma sempet ngambil gambar sekali karena jalannya bener-bener butuh skil berkendara dan konsentrasi yang oke. Bahkan sempet rem depan blong karena kepansan

Setelah jalan yang katanya 5 km tapi nyatanya lebih dari 10 km akhirnya sampai di sebuah curug
Curugnya salah karena tujuan awal ke Curug Sikotok tapi sampainya di Curug Silangit. Curug ini lumayan oke walau bukan tempat bidadari mandi.
Di Curug ini juga kebun Duren, manggis dan cototan sayang sudah lewat musim panen. sempet sih nyuri sebuah manggis
juga sempet bertemu makhluk purba penghuni curug
 Beberapa foto lain dari curug tersembunyi ini


Curug ini lumayan bagus, walau kalau mau kesana butuh skil berkendara tinggi, kalau sanggup pakai motor jalan kaki juga bisa walau cukup jauh. Saran lebih baik lewat jalan Wates-Purworejo jangan lewat Gunung ijo jalannya susah.

curug yang lain klik disini

Dari Pantai Depok sampai Puncak Bukit Mbucu

Jum'ad, 16 Maret 2013. Berawal dari tugas kuliah yang sudah memasuki semester 6 tetapi tak kunjung berkurang justru malah semakin bertambah banyak. Kurang tidur berminggu-minggu. Stress mengarjakan tugas, dikejar-kejar judul skripsi, tututan sebagai sekretaris kelompok KKN PPL dan jelas-jelas butuh refresing.
Rencana untuk bakar-bakaran yang memang kegiatan rutin yang sering dilakukan anak-anak D-FET sudah diwacanakan beberapa bulan walau belum kesampaian karena TUGAS!! ketidak jelasan KKN PPL dan tugas mingguan memang sangat mengurangi waktu untuk melakukan banyak kegiatan, cenderung sudah mendekati stress.
Rencana awal adalah ke Bukit Mbucu di dekat rumah Samin. lokasinya cukup dekat dari Jogja yaitu di selatan Kidsfun. Minggu ini tanpa banyak persiapan langsung aja ngajak semua temen sekelas + iuran.
Sehari sebelumnya cewek kelas D ngajakin ke Pantai Depok Jum'ad sore, jadi asal nekat bermodalkan bensin ke dua tujuan itu Pantai Depok dan Bukit Mbucu.
Sebagai petualang yang selalu kekurangan uang, butuh sedikit nekat buat bebas retribusi dan parkir obyek wisata. Bersama Asni, Beber, Za, Topik dan Dimas langsung cus ke pantai depok yang kebetulan lokasinya dekat dengan Pantai Parangtritis. Akhirnya pakai Jurus NGGONDHES, lepas helm lepas jaket dan ngebut dengan muka polol melewati TPR, masuk Gratis men.
Setelah itu sampai di Pantai Depok menikmati sunset


Pulang dari Pantai Depok terus mampir ke rumah Beber langsung cus ke Piyungan, sial motor Beber malah Bannya bocor. Konon kisahnya siapapun yang ngeboncengin Beber ban motornya selalu bocor, sudah 3 orang korbanya Topik, Dimas, dan Imas bahkan orangnya sendiri juga kena.

Niat jam 8 sampai Piyungan gagal karena harus nyari tempat tambal ban.

Hampir jam 9 sudah banyak sms dan panggilan masuk, udah kaya rentenir mau nagih utang. btw kemarin bohon bilang udah otw padahal lagi makan lele goreng :p

Jam 9 lebih dari Palbapang, Bantul sampai Piyungan ngebut maksimal. sesampainta di rumah Samin langsung cus ke Bukit Mbucu (kencot sialan numpahin sambal sama nasi). bermodal nekat tanpa tenda menanjak ke sebuah bukit yang belum terjamah.
Sampai puncak gak kalah sama Bukit Bintang.

Acara dilanjutkan makan besar.

Kekenyangan dan kedinginan membuat susah untuk tidur, sempet pula beberapa kali liat meteor jatuh sayang gak ke jepret.

Paginya Adzan Subuh terdengar dan cahaya matahari mulai terlihat
Dua gunung yang malu-malu menampakan diri
yang unik diatas puncak bukit ini juga ada sawahnya
Berkumpul sejenak walau dingin
Setelah puas kita memutuskan untuk turun dari bukit itu


 Bonus bunga-bunga liar yang berbunga di sepanjang jalan

Lokasi Bukit Mbucu sangat tidak terkenal, hanya warga sekitar yang mengetahui lokasi ini. Lokasi ini recommended banget buat yang hobi ke tempat keren tapi belum terkenal. 

iklan

loading...

Memasak Beras Menjadi Nasi atau Lontong di Alam Bebas

foto: nationalgeographic.co.id Sumber energi selalu kita butuhkan, apalagi saat kita berpetualang di alam bebas. Kebanyakan dari kita se...

Popular Posts