Beginilah nasip kalo kuliah di fakultas teknik, miskin cewe, sekelas aja Cuma aja 6 dari 40 mahasiswa. Kemarin waktu praktek teknik digital kan ada PC yang bisa dipake buat online. Nah temen-temen ku liatin profil ma chatku, kebetulan lg chating sama FIDELA terus pada nayain, dah dibilangan anaknya tu jelek emasih pada gak percaya katanya dia tu manis.
Terus ada yang lihat wallpost ada post dari GINA ni juga pada nayain bla bla bla, terus aku bilang tu anaknya agak lolok, eh temenku bilang “jajal buka profil e!” terus kubukain eh temenku bilang ‘ho.o e seko fotone ketok nek lolok!”
Sekian ceritanya kalo dipanjangin bisa marah-marah tu anak
Jumat, 25 Maret 2011
Rabu, 23 Maret 2011
kejadian konyol dan nggak pantes di jurusan pendidikan TEKNIK ELEKTRO
kejadian ini tadi sore, di fakultas teknik U*Y
tepatnya di jurusan pendidikan teknik elektro
waktu itu sedang mata kuliah rangkaian listrik, tiba-tiba DUAARRRR ada kilatan cahaya dari bawah, kirain apaan ternyata stop kontak yang jebol (entah pada dipake buat apaan) konsleting tekena besi dari sebuah kursi
ni gan gambarnya


coba deh kalo temen ane yang kesetru tu kabel bisa-bisa ada headline konyol "mahasiswa teknik elektro tewas tersengat listrik di kampusnya"
yang aneh lagi dosen yang lagi ngajar tu cuek aja, padahal tu dosen rangkaian listrik yang bahas semua seluk beluk listrik yang jujur ane aja gak pernah paham
belajar dari kejadian itu kayaknya memeng banyak yang harus dibenahi, batin ane pantes lab Mekatronika dulu pernah kebakaran. bayangin calon pendidik elektro kok didik dengan bahaya kayak gitu
sekian treat dari ane
tepatnya di jurusan pendidikan teknik elektro
waktu itu sedang mata kuliah rangkaian listrik, tiba-tiba DUAARRRR ada kilatan cahaya dari bawah, kirain apaan ternyata stop kontak yang jebol (entah pada dipake buat apaan) konsleting tekena besi dari sebuah kursi
ni gan gambarnya


coba deh kalo temen ane yang kesetru tu kabel bisa-bisa ada headline konyol "mahasiswa teknik elektro tewas tersengat listrik di kampusnya"
yang aneh lagi dosen yang lagi ngajar tu cuek aja, padahal tu dosen rangkaian listrik yang bahas semua seluk beluk listrik yang jujur ane aja gak pernah paham
belajar dari kejadian itu kayaknya memeng banyak yang harus dibenahi, batin ane pantes lab Mekatronika dulu pernah kebakaran. bayangin calon pendidik elektro kok didik dengan bahaya kayak gitu
sekian treat dari ane
Sabtu, 12 Maret 2011
Catatan Kecil 05:10-06:40 Pagi
Pagi hari biasanya orang malas untuk bangun, tapi sedikit berbeda aku terbiasa bangun pagi minimal cuma untuk shalat subuh. Pagi sama dengan udara sejuk, sebelum memulai aktivitas kayaknya enak banget kalo kita menikmatinya dengan bersepeda keliling. Dengan sepedaku aku keliling dari rumah sampai pertigaan Milir, gak jauh sih total cuma 6 mil atau sekitar 9.6 km.
Baru aja nyampai di pertigaan dekat rumah aku ketemu ma seorang bapak-bapak (keliatanya sih seorang pedagan pasar) pake sepeda motor butut (jalanya aja pelan sampai bisa kususul) membawa keranjang besar, sedikit aneh sih kenapa kok kosong. Masak pedagang gak ada dagangannya?
Sampai dekat Polres Kulon Progo yang baru aku liat sesuatu yang mungkin kita gak nyangka hal itu masih ada. Ada seorang nenek-nenek membawa barang yang keliatanya sih cukup berat tanpa alas kaki. Untuk penerangan nenek itu menggunakan daun kelapa kering yang dibakar. (sedikit gak percaya sih di era listrik aja dak kita boros-borosin) Menurutku nenek itu mau pergi ke pasar yang jaraknya lebih dari 3 km dari situ. Bayangin kalo kita jalan 3km lebih, jalan aja dah males pa lagi dengan keadaan kayak gitu untuk memperoleh penghasilan. Kayaknya kita begitu sombongnya pake sepatu aja harus bermerk, kemana-mana harus pake sepeda motor padahal cuma beberapa ratus meter, itupun dengan alasan yang tak jelas.
Sepanjang jalan juga ada beberapa orang yang menunggu bis membawa beberapa barang. Ada juga orang yang membawa beberapa sapu lidi buatanya untuk dijual. “Emang sapu lidi harganya berapa? Apa cukup sapu lidi yang cuma sedikit itu mencukupi kebutuhan sehari-hari? Itupun kalau laku kalau tidak?” itulah yang terlitas dipikiranku. Aku aja sehari kalau kuliah paling tidak sehari habis 15 ribu itupun cuma makan 1 kali.
Memang sih itu cuma bersepeda tak lebih dari 10 km yang aku tempuh cuma 30 menit. Banyak pelajaran yang bisa diambil. Betapa sombongya kita yang seakan tak tau, kita memboroskan apa yang kita punya sementara saudara kita kekurangan. Kalau ditanya siapa yang salah pasti banyak dari kita yang meyalahkan pemerintah, tetapi kita tak pernah meliahat apa yang bisa kita lakukan tapi kita tak melakukannya. Dan mungkin bayak yang bilang “kalo cuma kayak gitu dah sering lihat” tu kan kita sombong lagi, cuma bisa berkata-kata. Coba deh tanyain ma diri kalian apa yang dah kaloan lakukan biar gak lihat kejadian kayak gitu? Mungkin yang baca juga bilang “tarus apa yang lu lakuin?” dan aku hanya bisa menjawab dengan menulis ini supaya kalian tau. Sekian terimakasih.
Baru aja nyampai di pertigaan dekat rumah aku ketemu ma seorang bapak-bapak (keliatanya sih seorang pedagan pasar) pake sepeda motor butut (jalanya aja pelan sampai bisa kususul) membawa keranjang besar, sedikit aneh sih kenapa kok kosong. Masak pedagang gak ada dagangannya?
Sampai dekat Polres Kulon Progo yang baru aku liat sesuatu yang mungkin kita gak nyangka hal itu masih ada. Ada seorang nenek-nenek membawa barang yang keliatanya sih cukup berat tanpa alas kaki. Untuk penerangan nenek itu menggunakan daun kelapa kering yang dibakar. (sedikit gak percaya sih di era listrik aja dak kita boros-borosin) Menurutku nenek itu mau pergi ke pasar yang jaraknya lebih dari 3 km dari situ. Bayangin kalo kita jalan 3km lebih, jalan aja dah males pa lagi dengan keadaan kayak gitu untuk memperoleh penghasilan. Kayaknya kita begitu sombongnya pake sepatu aja harus bermerk, kemana-mana harus pake sepeda motor padahal cuma beberapa ratus meter, itupun dengan alasan yang tak jelas.
Sepanjang jalan juga ada beberapa orang yang menunggu bis membawa beberapa barang. Ada juga orang yang membawa beberapa sapu lidi buatanya untuk dijual. “Emang sapu lidi harganya berapa? Apa cukup sapu lidi yang cuma sedikit itu mencukupi kebutuhan sehari-hari? Itupun kalau laku kalau tidak?” itulah yang terlitas dipikiranku. Aku aja sehari kalau kuliah paling tidak sehari habis 15 ribu itupun cuma makan 1 kali.
Memang sih itu cuma bersepeda tak lebih dari 10 km yang aku tempuh cuma 30 menit. Banyak pelajaran yang bisa diambil. Betapa sombongya kita yang seakan tak tau, kita memboroskan apa yang kita punya sementara saudara kita kekurangan. Kalau ditanya siapa yang salah pasti banyak dari kita yang meyalahkan pemerintah, tetapi kita tak pernah meliahat apa yang bisa kita lakukan tapi kita tak melakukannya. Dan mungkin bayak yang bilang “kalo cuma kayak gitu dah sering lihat” tu kan kita sombong lagi, cuma bisa berkata-kata. Coba deh tanyain ma diri kalian apa yang dah kaloan lakukan biar gak lihat kejadian kayak gitu? Mungkin yang baca juga bilang “tarus apa yang lu lakuin?” dan aku hanya bisa menjawab dengan menulis ini supaya kalian tau. Sekian terimakasih.
Langganan:
Postingan (Atom)
iklan
loading...
Memasak Beras Menjadi Nasi atau Lontong di Alam Bebas
foto: nationalgeographic.co.id Sumber energi selalu kita butuhkan, apalagi saat kita berpetualang di alam bebas. Kebanyakan dari kita se...

Popular Posts
-
Rawuk adalah sebuah tempat yang sangat terpencil di Kabupaten Ngada, Walaupun tidak se sulit Desa Malafai akses menuju tempat ini tidak...
-
Lampu hemat energi (LHE) kini menjadi lampu yang paling sering dipakai. Bahkan sekarang lampu pijar yang berwarna kuning jadi jarang. LHE se...
-
Program energi bersih yang menjadi solusi menghadapi perubahan iklim. Pembangunan pembangkit listrik dengan konsep renewable energy sedang ...
-
Action camera sedang populer, kebanyakan hanya untuk selfie namun juga banyak yang digunakan untuk kegiatan ekstrem. Kepincut beli karena ...
-
Algoritma dapat diekspresikan melalui tiga cara, yakni; 1. Structured Indonesian (SI) Yakni penulisan urutan langkah yang dilaku...
-
Sumber energi pada jaman dahulu yang paling umum digunakan adalah kayu bakar dan otot hewan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan d...
-
WhatsApp jadi aplikasi yang populer walau kadang bikin emosi karena notifikasinya banyak. Walau sudah ada fitur mute kadang juga masih bi...
-
Wilayah Indonesia merupakan wilayah tropis yang membutuhkan banyak sistem pending agar kondisi dalam gedung tetap nyaman. Untuk mengurangi ...