A human being is part of the whole, called by us “universe”,
apart limited in time and space ~ Albert Einstein
Pengabdian di tanah Flores bagaikan sebuah perjalanan
melewati lorong waktu menuju satu dekade yang lalu. Perjalanan tiga kali
pesawat dan 4 kali landing membawa ke masa lalu. Bukan fiksi ilmiah tidak ada
satupun dimensi waktu yang dilewati dan memang tidak ada waktu yang berubah
mungkin hanya zona waktu yang satu jam lebih awal.
Tetap berada di tahun 2015 dengan kehidupan tahun 2005
dengan windows xp dan office 2003 dan
jaringan seluler yang belum menjangkau seluruh area. Beberapa tower BTS
menjulang tinggi memancarkan gelombang elektromagnetik yang memungkinkan
mengakses dunia luar dan dunia maya. Hanya satu operator yang memonopoli
seluruh jaringan. Walaupun tarif lebih mahal namun tidak ada pilihan lain.
Kecepatan real download mencapai lebih dari 1 MB/s namun dengan tarif yang
lumayan mahal. Mungkin jaringan 3.5 G adalah satu-satunya teknologi 2010an yang
bisa dinikmati.
Perjalanan 17 km dari Riung ke sekolah membawaku semakin jauh ke masa lalu,
masa yang sering diceritakan oleh bapak dan ibu. Masa di mana listrik baru saja
hadir dan orang-orang tidak hafal dengan nomor hp mereka sendiri. Tidak ada
jaringan selular bahkan sinyal radio tidak terdeteksi. Satu-satunya jendela ke
dunia luar adalah piringan satelit yang secara pasif menerima sinyal dari satelit
di geo stationer orbit di sebelah barat.
Sistem pendidikan mengingatkanku pada cerita guruku SD
tentang kerasnya pendidikan jaman dulu. Bilah bambu atau kayu menjadi alat
wajib untuk mengajar. Ada yang menyebutnya dengan “obat bandel”. Siswa disini
memang berbeda dengan siswa di Jogja. Setiap hari paling tidak ada 4 siswa yang
tidak masuk sekolah. Ada satu kelas yang di absensi 35 siswa tetapi yang hadir
hanya 20 siswa. Jangankan siswa guru juga banyak yang sering tidak masuk.
Waktu jaman sekolah dulu pulang lebih awal adalah suatu hal
yang menggembirakan. Berbeda dengan disini selama 3 bulan mengajar jarang
sekali pulang tepat waktu. Di jadwal seharusnya jam pulang adalah jam 13.45
tetapi biasanya jam 12.00 sudah terdengar lonceng panjang. Banyak pula kegiatan
yang membuat kegiatan belajar semakin tidak efektif seperti PUPNS, UKG,
kegiatan adat atau kegiatan keagamaan. Kadang pesta juga membuat banyak guru
dan siswa tidak hadir ke sekolah. Orang Flores memang suka pesta minum minum
sampai pagi sudah biasa.
Orang flores memang jauh berbeda dengan orang jawa bahkan
juga berbeda dengan orang flores yang
ada di jawa. Orang flores di jawa terkenal dengan keras dan tempramen namun di
sini berbeda mereka keras tetapi baik. Selama 3 bulan di sini belum pernah
diajak ribut atau sekedar dibentak. Orang disini mempunyai ego yang sangat
tinggi, ego tersebut terlihat ketika mereka melakukan sebuah hajatan. Mulai
dari acara sambut baru atau pesta pernikahan sampai acara kematian paling tidak
harus menyembelih sapi. Kehidupan mereka yang tergolong sangat terbatas namun
saat pesta mereka bisa mengeluarkan banyak uang. Ketika mengobrol dengan salah
satu guru dia mengatakan kalau malu jika tidak bisa menyuguhkan daging dan moke
saat pesta. Mungkin mereka juga harus malu saat tidak bisa menyekolahkan
anaknya sampai jenjang kuliah. Mereka juga harus mempunyai ego yang besar di
bidang pendidikan.
Bagiku pendidikan adalah sebuah mesin waktu yang bisa mengantar
masyarakat ke masa depan. Bukan mesin waktu seperti dalam fiksi ilmiah yang
membawamu meloncat jauh ke masa depan namun pendidikan akan mengantarkan mereka
ke masa depan yang lebih baik secara perlahan. Mengantarkan dari ketertinggalan menuju
kemajuan. Mesin waktu ini sangat sulit untuk dibagun, setahun tidaklah cukup
untuk membangun mesin yang mampu bergerak cepat menuju kemasa depan. Mereka lah
yang bisa meneruskan mesin tersebut, mesin yang hanya bisa digerakkan dengan
bahan bakar kerja keras dan kreatifitas.
Salam MBMI!
Salam MBMI!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar